Kamis, 31 Mei 2012


Sejarah Suku Kebahan Penyelopat





 

Pada jaman dahulu di daerah Kab. Melawi. Tepatnya di kec. Pinoh utara, yang sekarang desa Engkurai atau di Laman Botongk, lumut, Laman Balok yang identik dengan sungai ma’an nya, yang sehingga sering juga di sebut sebagai orang tanah Ma’an (yang sekarang Desa Engkurai),jaba, Kompas, Penawant, dan Laman Buok Entengen yang dihuni oleh suku kebahan penyelopat yang merupakan sub suku dayak Kebahan yang ada di Kab. Melawi.
            Dulunya pada masa penjajahan nama suku ini masih Suku Dayak Kebahan yang berdiam di daerah manding, natai panjang, utai, merah arai, dan sekitar nya yang di huni oleh Suku Dayak Barai maka di daerah tersebut sekarang masih ada namanya sungai Kebahan dan Laman Buok yang merupakan peninggalan Suku dayak kebahan Penyelopat.
            Sedangkan di daerah yang di diami oleh Suku dayak Kebahan penyelopat pada saat ini, dahulunya merupakan tanah yang diami Suku Iban (Gupongk Same, Gupongk Koli, Gupongk Pacangk, Gupongk Laman Buok Ibangk, dan sekitar nya). Yang sekarang tanah tersebut banyak telah menjadi tanah adat yang juga bekas rumah jaman dulu. Kemudian di daerah yang sekarang Dusun pisang dua sampai ke tebidah merupakan tanah yang di huni oleh suku lima’i dan Undau dan dayak iban menghuni tanah yang didiami oleh Suku kebahan penyelopat seperti Gupongk Same, Pacangk, Koli. Namun sekarang keberadaan suku iban telah berpindah ke daerah porau, pengijau, kama, dan tersebar di daerah kecamatan Ella Hilir, Kab. Melawi.
            Di antara suku Iban dan Undau merupakan suku yang tidak pernah damai yang selalu Bebunuh dan ngayau (membunuh dengan memotong kepala) pada jaman itu. Dan selalu suku Iban yang di serang dan kalah. Dulu suku iban menghuni daerah natai (bukit) yang hampir menyerupai bukit. Karena melihat kondisi tersebut yang selalu terjadi pertumpahan darah antara kedua suku tersebut maka dari pihak pemerintah berunding mencari solusi untuk masalah itu. Untuk memecahkan masalah tersebut maka pemerintah meminta kepada Suku dayak kebahan untuk pindah di antara kedua suku yang berselisih tersebut tepat nya di sepanjang sungai Ma’an sebgai PENYELOPAT (di antara) kedua suku Iban dan Undau karena mengingat suku undau segan kepada suku Kebahan. Kemudian sampai pada hari ini di daerah tanah Ma’an dan menyebut dirinya sebagai orang tanah ma’an merupakan daerah dan Orang atau suku DAYAK KEBAHAN PENYELOPAT.
            Maka pindahlah suku kebahan tersebut kedaerah tanah ma’an, sebagiannya juga pindah ke daerah suku Iban seperti laman balok, Kompas, dan penawant. Pindah suku kebahan tersebut sebagai penyelopat antara kedua suku yang bertikai, hidup lah antara kedua suku yang damai dan tentram. Baik antara suku kebahan dan undau atau pun suku kebahan dan Iban sampai saat ini.
Seiring berjalan nya waktu, sebagian dari suku kebahan penyelopat yang dulu masih menghuni laman buok natai dan laman buok bakah, pindah kedaerah seberang sungai melawi tepatnya ada yang Tahlot, Pemuar, Buil, Poring, Kayu Bunga, lintah. Sedang kan suku Kebahan penyelopat yang masih asli tempat tinggalnya yaitu : Jaba, Engkurai, Lumut, Laman Ntengen dan Laman balok sekarang sudah menyatu ke Engkurai, serta kompas dan penawant.(Rdy)

1 komentar:

  1. terimakasih banyak infonya yaa :)) saya keturunan dayak kebahan, tapi saya baru tau sejarahnya dari blog ini :)) thanks

    BalasHapus