A. Pertanyaan dan Jawaban Wawancara
Adapun
pertanyaan yang saya ajukan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
menurut pendapat anda tentang pancasila ?
2. Apakah
peran Pancasila dalam kehidupan sehari-hari ?
3.
Jelaskan menurut pendapat anda tentang
Eksistensi Pancasila ?
Dari pertanyaan tersebut saya
ajukan kepada masing-masing responden yang menjawab. Adapun jawaban responden
yang diwawancarai adalah sebagai berikut :
1.
Eksistensi
Pancasila Menurut Mahasiswa
Negara yang mengamalkan Pancasila dengan baik dan
benar adalah negara yang mengeluarkan kebijakan bukan berdasarkan kepentingan
partai, bangsa asing, pemilik modal atau kelompoknya. Negara pancasilais adalah
Negara yang tidak akan mendukung kolonialisme di belahan dunia manapun dan
dalam bentuk apapun, Negara yang pancasilais pastilah mengusir bangsa asing
yang memasuki wilayah Indonesia yang hanya untuk mengeksploitasi sumber daya
alam Indonesia dan menghisap rakyatnya, Negara yang pancasilais pastilah
membangun perekonomian rakyatnya, Negara yang pancasilais adalah Negara yang
menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran, Negara yang pancasilais pastilah
memberikan kesempatan kepada semua rakyatnya yang berpotensi untuk menjadi
pemimpin, Negara yang pancasilais pastilah mempersiapkan generasi penerus
bangsa menjadi generasi yang mandiri dan bermoral baik, Negara yang pancasilais
pastilah mempertahankan budaya masyarakatnya, Negara yang pancasilais pastilah
mewujudkan masyarakat yang pancasilais.
Ketika Negara sudah dapat berjalan dengan berpijak
diatas pancasila secara baik dan benar, maka efek dominonya adalah terwujudnya
sebuah tatanan orang-orang yang pancasilais di negeri ini. Bahwa seorang
pancasilais adalah orang yang bisa menghargai antara pemeluk keyakinan, seorang
pancasilais adalah orang yang bersaing tanpa harus membuat duka orang lain,
seorang pancasilais adalah orang yang tidak mengagung-agungkan kejahatan dan
kebejatan, seorang pancasilais adalah orang yang turut merasakan kepedihan ketika
saudara sebangsanya merasakan kepedihan, seorang pancasilais adalah orang yang
menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, seorang pancasilais adalah orang yang
bekerja dengan gigih mengembangkan seluruh potensinya, seorang pancasilais
adalah orang yang kritis terhadap kebijakan Negara yang tidak berpihak
kepadanya. Kita tahu bahwa Pancasila adalah sebuah identitas negara Indonesia
yang kini sedikit demi sedikit mulai lenyap dimakan waktu. Pancasila adalah
Pedoman Negara ini, dimana pedoman untuk mengarahkan negara ini menuju
masyarakat yang sejahtera.
Tetapi, pada kenyataannya di negeri ini, ternyata
banyak sekali masyarakat yang tidak menghargai Pancasila itu sendiri, seperti
di salah satu Sekolah Dasar di Serang, di sana ada beberapa kelas bahkan semua
kelas yang poster Pancasilanya sudah tidak terurus lagi, ada yang poster
Pancasilanya miring, dan bahkan ada juga di salah satu kelas yang tidak
memiliki poster pancasila tersebut. Mungkin dari contoh itu tadi, dapat
disimpulkan bahwa Pancasila sudah tidak ada harganya lagi. Bahkan pada
masyarakat umum ada juga yang tidak tahu apa itu Pancasila. Jika saja
masyarakat kita mau menghargai dan melaksanakan isi kandungan yang terdapat
dalam pancasila, niscaya negara ini akan menjadi negara yang kokoh yang tak akan
mudah untuk dipecah belah.
Bagaimana kita akan menjadi seorang yang
pancasilais, jika pancasila itu sendiri tidak dirasakan keberadaannya. Jadi,
kita sebagai generasi muda, mari kita satukan gerak langkah kita untuk
menggapai negara yang makmur dan sejahtera dengan cara mengimplementasikan isi
kandungan yang terkandung dalam Pancasila itu dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Eksistensi
Pancasila Menurut Guru
Karena itu, kata
dia, pendidikan Pancasila harus diyakini dapat menjadi penanaman nilai-nilai
hidup bersama dalam keberagaman. Menurut Sumitro, tereduksinya pendidikan
Pancasila, telah membawa dampak buruk terhadap pemahaman guru dan siswa tentang
bagaimana hidup dalam masyarakat multikulural.
"Bahkan,
istilah multikultural ini asing bagi siwa karena minim ditemukan dalam
pembelajaran di sekolah. Padahal Indonesia merupakan negara multikultural yang
butuh membangun kebersamaan dalam keberbedaan agar terus harmonis sebagai suatu
bangsa," tutur Sumitro.
Kurikulum
pendidikan kewarganegaran dan sejarah saat ini minim membahas
multikulturalisme. Ini sebagai dampak materi Pancasila yang tak lagi menonjol
dalam kurikulum. Guru-guru yang masih menjadikan buku teks sebagai bahan ajar
juga tidak mengembangkan ruang untuk mengajarkan dan mendiskusikan soal multikultural.
Para penulis buku teks tak mencantumkan karena mengikuti acuan dalam kurikulum.
Oleh karena itu,
harapan agar Pendidikan Pancasila kembali diperkuat dan utuh dalam kurikulum
pendidikan di jenjang pendidikan dasar hingga tinggi, kembali mencuat menyambut
Hari Lahir Pancasila 1 Juni.
"Pendidikan
Pancasila perlu direvitalisasi sebagai upaya fundamental dalam membangun dan
membelajarkan nilai-nilai dasar ideologis Pancasila pada siswa di sekolah.
Kajian
pendidikan Pancasila dilakukan Sekolah Tanpa Batas yang didukung Koalisi
Pendidikan dan IGCI, menemukan fakta materi Pancasila dalam pendidikan
kewarganegraan minim dan hanya sebagai tempelan.
Materi
pendidikan kewarganegaraan yang disajikan di sekolah dinilai memberatkan. Di
jenjang SD sudah dikenalkan soal ketatanegaraan. Padahal, semestinya di jenjang
inilah pendidikan Pancasila semestinya untuk membangun karakter anak bangsa.
Adapun di
jenjang SMP dan SMA materi pendidikan kewarganegaraan seakan-akan hendak
menjadikan siswa ahli tata negara. Semestinya di jenjang ini, siswa diajarkan
untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab, aktif, dan kritis menyikapi
situasi sosial dan kewarganegaraan.
3. Eksistensi Pancasila Menurut Masyarakat
Padahal
nilai-nilai Pancasila bila direnungkan secara mendalam merupakan tatanan nilai
yang sejak dahulu kala (masa sebelum lahirnya Indonesia) telah menjadi dasar
keyakinan dan dasar prilaku masyarakat Nusantara. Karena itu, tidak berlebihan
jika disebutkan bahwa Pancasila sudah menjadi bagian integral masyarakat
Indonesia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Secara historis dapat
dikatakan bahwa Pancasila berasal dari kompleks nilai yang telah mengakar dan
menjadi spirit kehidupan manusia-manusia, yang berasal dari suku bangsa yang
berbeda di Nusantara ratusan tahun yang lampau.
Nilai- nilai itu
kemudian digali dan dirumuskan secara padat menjadi dasar keyakinan bersama
masyarakat Indonesia. Sehingga sangat tidak mendasar jika ada yang mengatakan
bahwa Pancasila hanyalah sebatas nilai semu. Lebih jauh, dalam buku ini
disebutkan bahwa masing-masing nilai yang ada dalam Pancasila merupakan
penjabaran dari masyarakat Indonesia.
Namun sebagai masyarakat
pelosok daerah dan sebagai daerah yang ditinggal kebanyakan masyarakat daerah
kami tidak mengetahui secara jelas dan bahkan hapal dengan pancasila juga
tidak. Masyarakat kami hanya tahu Pancasila tanpa mengetahui arti dan isi yang
terkandung dalam Pancasila, Tuntur Diang.
Hal ini terjadi
karena keadaan masyrakat dan pengetahuan minim yang notabenenya tidak memiliki
akses untuk mengetahui hal tersebut. Dalam kehidupan seharinya masyarakat Desa
Engkurai berpedoman dengan hukum adat dan Tuhan Yang Maha Esa sebagai pedoman
dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Tanpa adanya
sosialisasi dan pencerahan kepada masyarakat sejak jaman kemerdekaan kepada
masyarakat hingga mereka pun tidak mengenal Pancasila. Dijelaskan oleh Diang,
sebagaimana yang tertera dalam Pancasila termuat lima sila, yaitu :
1. KeTuhanan
Yang Maha Esa
2. Kemanusian
yang adil dan beradab
3. Persatuan
Indonesia
4. Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaandalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam kenyataan yang
kami dapati hingga sekarang ini hanya nihil, di sebutkan bahwa mengakui persamaan derajat persamaan
hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia yang tertera dalam makna
sila-2 dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Bangsa Indonesia. Namun hingga
sekarang kami masyarakat Desa Engkurai Kecamatan Pinoh Utara
Kabupaten Melawi belum merasakan keadilan dan persamaan derajat. Kami hanya
masyarakat sampai sekarang ditinggalkan oleh pemerintah dan Negara. Tuturnya.
Hal yang terjadi
ini menunjukan bahwa eksistensi Pancasila sudah mulai memudar kerena
pelaku-pelaku pemimpin yang mulai tidak sejalan dengan pandangan dan arti
sesungguhnya Pancasila yang secara perlahan-lahan menyebabkan sikap acuh tak
acuh dari masyarakat Desa Engkurai Kecamatan Pinoh Utara Kabupaten Melawi.
Kedepannya
menurut Diang, peran pemerintah yang paling penting dalam mewujudkan pesan yang
terkadung dalam Pancasila dalam mengembalikan eksistensi Pancasila bukan malah
memperparah eksistensi Pancasila dengan kasus korupsi, skandal seks dan segala
macamnya. Cetusnya.
4. Eksistensi Pancasila Menurut Polisi
Tidak pernah ada cerita keledai menang melawan macan,
sebesar apapun tenaga keledai itu, karena keledai tidak punya alat pertahanan
diri dan senjata selain mencoba berlari menyelamatkan diri sekencang-kencangnya
yang akhirnya akan capek keledai itu dan dimangsa oleh macan. Kita tentunya
tidak ingin disebut sebagai bangsa keledai yang mudah dipecundangi
bangsa-bangsa lain, saat ini kita tentunya merasakan hal itu, kita kalah dalam
ekonomi, pertahanan, budaya, moneter, moral, mental, dan lain sebagainya.
Hal ini karena para pemimpin bangsa sekarang ini telah
melupakan sejarah berdirinya Negara Republik Indonesia, atau pura-pura lupa
demi kepentingan pribadinya sendiri., yang akhirnya rakyatnya dan cara
pemerintahannya morat-marit, cerai-berai sebagai bangsa, seperti anak ayam
kehilangan induknya.
Jika sebagai bangsa kita tidak punya keutuhan dan persatuan
yang kuat maka, akan mudah bagi para kaum oprtunis mengambil kesempatan dan
keuntungan dari kita sebanyak-banyaknya, sebagai contoh, Indonesia sekarang ini
hanya jadi tempat berdirinya pabrik2 besar milik orang asing dengan maksud
memperoleh keuntungan sebesar-besarnya untuk di bawa ke negara mereka karena
tenaga kerja murah di Indonesia, pajak murah yang bisa diatur, dan apa saja
yang serba murah, inikah harga kita sebagai Bangsa...Bangsa yang
murah...karena murahannya pemimpin kita.
Akankah sebuah kisah tragis kelak akan tertoreh dimuka bumi
ini, tentang bangsa yang pada masa berdirinya merupakan bangsa yang besar dan
mempunyai cita-cita yang luhur dan tinggi, akhirnya harus hilang dan terhapus
dari percaturan negara-negara di dunia, TIDAK !!! itu kata yang harus kita
teriakan bersama-sama secara lantang.
Untuk itu marilah kita sebagai anak bangsa mulai kembali
membaca dan memahami apa-apa yang telah di rumuskan oleh para Pendiri Bangsa
dalam berbangsa dan bernegara untuk mencapai cita-cita bangsa yaitu
Masyarakat Adil Makmur, dengan cara pemahaman yang mendalam terhadap PANCASILA.
PANCASILA yang merupakan landasan berbangsa dan bernegara
sungguh sebuah landasan yang sangat tepat dan adil bagi seluruh komponen bangsa
ini, semua sila yang tercantum telah mewakili semua keinginan masyarakat dari
golongan apapun, baik yang kuning, hijau, merah, putih, abu-abu dan lain
sebagainya, sebuah hasil olah pikir dan perasaan yang sangat tinggi nilainya
dari seorang SOEKARNO.
Semua kami mengakui bahwa kalau anda bicara Soekarno anda
harus bisa menerapkan paham-pahamnya, termasuk Pancasila ini, maka dari itu
anda harus siap hidup sederhana dan menghadapi hantaman dari kaum oportunis
liberal barat yang yang pahamnya bertentangan dengan ajaran Soekarno, dan
paham-paham mereka sudah masuk dalam lingkungan sekitar kita, dan mulai
menggerogoti keutuhan kita dengan memecah belah dan mengadu domba yang pada
akhirnya tujuan mereka adalah untuk dapat menguasai kita dapat tercapai.
Oleh sebab itu mari kita belajar dan memahami serta
menerapkan seluruh isi dari PANCASILA tersebut, untuk membentengi diri kita
dari keinginan-keinginan jahat pihak manapun untuk menjadikan kita sebagai
bangsan yang lemah, menjadi bangsa keledai, bangsa yang hanya menjadi perahan
bangsa-bangsa lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar